Sabtu, 2 Julai 2011

ISLAM PASTI MENANG


Sejak lebih dari setengah abad yang lalu, umat Islam ditimpa bencana kekalahan bertubi-tubi. Kebanyakan orang lupa tentang sebab-sebab kekalahan dan musibah ini. padahal Allah berfirman :
“Artinya : Katakanlah : Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri” [Ali Imran : 165]
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman :
“Artinya : Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” [Asy-Syura : 30]

Seandainya umat kita -baik penguasa maupun rakyat- mau menghayati Kitab Allah kemudian mengamalkan hukum-hukum serta hikmah-hikmahnya, niscaya mereka akan melakukan upaya-upaya untuk menang melawan musuh-musuhnya. Dan niscaya pula akan mengetahui sunatullah terhadap mahluk-Nya -yang tidak pernah berubah, berganti dan bergeser- sepanjang masa.
Faktor-faktor menang melawan musuh -sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Allah- banyak, diantaranya :
[1]. TAUHID, IMAN SHALIH.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Artinya : Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh-sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku” [An-Nur : 55]
[2]. SIAPA YANG MENOLONG AGAMA ALLAH, NISCAYA ALLAH AKAN MENOLONGNYA.
Menolong agama Allah ialah :
[a]. Dengan menegakkan syari’at-Nya dan dengan mengikuti petunjuk Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam, untuk mewujudkan peribadatan hanya kepada Allah, menghidupkan sunnah dan mematikan serta memberantas bid’ah.
[b]. Dengan memberikan loyalitas kepada Ahlus Sunnah wal Jama’ah serta memberikan permusuhan kepada pengikut hawa nafsu dan ahli bid’ah.
[c]. Dengan melaksanakan amar ma’ruf-nahi mungkar serta jihad melawan musuh-musuh Allah dimanapun mereka berada.
[d]. Menolong agama Allah ialah dengan mentaati Allah dan Rasul-Nya ; menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya serta meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Artinya : Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama) Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa” [Al-Hajj : 160]
Orang yang demikian keadaannya, niscaya tidak akan dapat dikalahkan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Artinya : Jika Allah menolong kamu, maka tak ada-lah orang yang dapat mengalahkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu ?” [Ali Imran : 160]
[3]. SABAR DAN TAQWA ADALAH SEBAB DATANGNYA PERTOLONGAN DAN BANTUAN ALLAH.
Sesungguhnya Allah telah menjanjikan orang yang bersabar dan bertaqwa untuk memberikan pertolongan, kemenangan, bantuan, keberuntungan dan punahnya tipu daya musuh. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bertaqwa, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda. Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala-bantuan itu melainkan sebagai kabar gembira bagi (kemenangan)mu” [Ali-Imran : 125-126]
“Artinya : Jika kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka tidak sedikitpun mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan” [Ali-Imran : 120]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Ketahuilah bahwa jalan keluar disertai kesulitan, bahwa kemenangan disertai kesabaran dan sesungguhnya bersama kesukaran terdapat kemudahan” [Hadits shahih seperti dikatakan oleh Syaikh Salim Al-Hilali dalam Iqazh Al-Hinam Muntaqa Jami'al-Ulum wa Hikam, hal.280, diriwayatkan oleh Ahmad, Abd bin Humaid dll]
[4]. SETIAP ORANG YANG TERANIAYA [DIZALIMI] MENDAPAT JANJI PERTOLONGAN DARI ALLAH, APALAGI JIKA IA SEORANG MUKMIN YANG BERTAQWA.
Itu karena kezaliman adalah kegelapan. Allah telah mengharamkan kezaliman pada diri-Nya, dan Dia telah menjadikan kezaliman itu haram bagi mahluk-Nya. Allah memerintahkan supaya memberi pertolongan kepada orang yang dizalimi. Allah menjadikan do’anya orang yang terzalimi (teraniya) makbul dan tidak ada penghalang yang menutupi do’a itu dari Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesunguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu” [Al-Hajj : 39]
“Artinya : Demikianlah, dan barangsiapa membalas seimbang dengan penganiyayaan yang pernah ia derita kemudian ia dianiaya (lagi), pasti Allah akan menolongnya” [Al-Hajj : 60]
Terdapat pula riwayat bahwa Allah pada hari kiamat akan mengqishas kambing yang bertanduk karena menganiaya kambing yang tidak bertanduk.[Hadits Riwayat Tirmidzi. Ini merupakan sempurnanya keadilan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Terhadap binatang saja demikian, apalagi terhadap suatu masyarakat yang dikucilkan, diusir dari negerinya sendiri, dilarang menggunakan senjata untuk melakukan perlawanan terhadap musuhnya dan tempat tinggalnya di pencar-pencar].
[5]. MENGIKUTI AGAMA SECARA BENAR DIJANJIKAN MENDAPAT PERTOLONGAN.
Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : Dialah (Allah) yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an/ilmu yang bermanfaat) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai” [At-Taubah : 33]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Sungguh-sungguh perkara (Islam) ini akan mencapai apa yang dicapai oleh malam dan siang. Dan tidak akan tersisa sebuah rumah tembokpun, tidak pula rumah ilalangpun kecuali Allah akan masukkan agama ini ke dalamnya ; dengan kemulian orang mulia atau dengan kehinaan orang hina. Kemuliaan yang Allah muliakan Islam dengannya (orang mulia tersebut), dan kehinaan yang Allah hinakan kekafiran dengan orang hina tersebut” [Hadits Shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Bisran, Thabrani, Ibnu Mandah, Al-Hafidz Abdul Ghani Al-Naqdisi, Al-Hakim dan lain-lainnya. Lihat Silsilah Shahihah No. 3]
Ini adalah janji yang termuat dalam Kitab Allah dan tertuangkan melalui lisan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Janji Allah tidak mungkin diingkari, sebab Allah tidak mengingkari janji.
[6]. PERSELISIHAN ADALAH SEBAB KEGENTARAN DAN KEKALAHAN.
Umat Islam tidak mengalami kekahan kecuali karena pertentangan dan perpecahan mereka. Seandainya mereka bersatu padu dalam kalimat tauhid, bersatu bahasanya, sama-sama berpegang teguh pada tali Allah, berjihad melawan musuh-musuhnya untuk menjunjung tinggi kalimat Allah dan menegakkan tauhidullah serta memberantas habis kemusyrikan, niscaya Allah menolongnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : Dan janganlah kamu saling bertentangan (berbantah-bantahan), yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah menyertai orang-orang yang sabar” [Al-Anfal : 46]
[7]. MELAKUKAN PERSIAPAN UNTUK BERPERANG ; MORIL MAUPUN MATERIIL.
Yaitu dengan melakukan upaya-upaya sesuai dengan Sunnah Nabawiyah yang telah ditempuh oleh para nabi, padahal para nabi adalah orang-orang yang sangat jujur dan tawakkal kepada Allah. Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah muncul dengan mengenakan dua buah baju zirah dalam salah satu pertempuran, beliau juga memakai pelindung kepala dalam peperangan.
Demikian pula para sahabatnya-pun mengenakan baju zirah yang menyelimuti seluruh tubuh. Dan ini semua tidak menghilangkan tawakkal kepada Allah Subahanhu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sangggupi dan kuda-kuda yang ditambat untuk berperang” [Al-Anfal : 60]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menafsirkan ayat di atas dengan sabdanya.
“Artinya : Ketahuilah, sesungguhnya kekuatan itu adalah melepaskan anak panah (menepatkan sasaran -pen). Ketahuilah bahwa kekuatan adalah melepaskan anak panah (menepatkan sasaran-pen” [Hadits Riwayat Muslim]
(Demikianlah) kita memohon kepada Allah Subahanahu wa Ta’ala agar Dia memberikan taufiq kepada kita untuk melakukan usaha-usaha ke arah kemenangan melawan kaum Yahudi dan melawan semua musuh Islam lainnya. Pada hari kemenangan itulah kaum Mukminin bergembira ria mendapat pertolongan Allah. Dan itu tidaklah sulit bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Keutamaan Bulan Syaaban


Dirawikan dari Umamah al-Bahili ra, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda : "Manakala masuk bulan Syaaban, sucikan dirimu dan perbaiki niatmu."

Dalam kitab An-Nasai dari Hadis Usamah ra, "Aku berkata, "Wahai Rasulullah, aku tidak melihat engkau berpuasa pada bulan-bulan lain sebagaimana engkau berpuasa di bulan Syaaban." Baginda bersabda :
"Kerana itu bulan di mana manusia lupa darinya antara Rejab dan Ramadhan. Itulah bulan di mana amal dinaikkan kepada Tuhan Rabbul 'Alamin. Maka aku suka amalku dinaikkan dalam keadaan aku berpuasa."

Dalam Hadis Bukhari Muslim, dari Aisyah ra, dia berkata, "Aku tidak melihat sama sekali Rasulullah SAW menyempurnakan puasanya sebulan kecuali bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat baginda lebih banyak puasanya daripada bulan Syaaban."

Malam Nisfu Syaaban kadang-kadang disebut malam Bara'ah kerana malam itu dapat menghapuskan dosa setahun. Sedangkan malam Jumaat boleh menghapuskan dosa seminggu dan malam Al-Qadar, dapat menghapuskan dosa seumur hidup. Ertinya menyambut malam-malam itu dengan beribadah merupakan sebab penghapusan dosa.

Malam Nisfu Syaaban kadang-kadang disebut malam Tafkir atau malam Ihya'. Di mana dalam Hadis Marfuk disebutkan bahawa siapa menghidupkan dua malam raya dan malam Nisfu Syaaban, tidak akan mati hatinya pada hari di mana hati-hati mati.

Selain itu, ia juga disebut malam Syafaat. Dalam suatu Hadis disebutkan bahawa RAsulullah SAW pada tanggal tiga belas, mohon kepada Allah syafaat bagi umatnya. Allah memberinya sepertiga. Kemudian baginda memohon lagi pada tanggal empat belas, lalu diberi dua pertiga. Nabi SAW mohon lagi pada tanggal lima belas dan diberi seluruhnya kecuali orang yang lari dari Allah dengan membiasakan maksiat.

Malam itu juga dinamakan malam Makrifah. Imam Ahmad merawikan bahawa Rasulullah SAW bersabda, "Pada malam Nisfu Syaaban, Allah meneliti kepada hamba-Nya, kemudian Dia mengampuni seluruh penghuni bumi kecuali dua orang; orang musyrik dan orang yang memberati dengan dosa."

Kadang-kadang disebut juga malam pembebasan. Ibnu Ishaq merawikan dari Anas bin Malik, dia berkata, "Aku disuruh Nabi SAW ke rumah Aisyah untuk suatu keperluan. Aisyah menceritakan Hadis tentang Nisfu Syaaban. Rasulullah SAW bersabda, "Wahai Humaira', tidak tahukah engkau, ini malam Nisfu Syaaban? Sesungguhnya pada malam ini Allah membebaskan manusia dari Neraka sebanyak bilangan bulu kambing. Kecuali enam orang; orang yang membiasakan minum arak, yang menderhakai kedua orang tuanya, yang membiasakan zina, yang keras kepala, tukang pukul dan tukang fitnah."

Sumber dipetik dari : Penenang Jiwa, Pengubatan & Rawatan Jilid 1, Terjemahan kitab Mukashafah Al-Qulub, Imam Al-Ghazali.

mari imbas kembali peristiwa bulan syaaban

Bulan Syaaban adalah bulan mulia iaitu bulan yang terletak di antara bulan Rejab padanya Nabi Muhammad s.a.w. melakukan Isra' dan Mikraj dan bulan Ramadhan dimana padanya seluruh umat Islam diwajibkan mengerjakan puasa Ramadhan dan Lailatul Qadar. Sesungguhnya orang yang mensucikan badannya pada bulan Rejab maka ia akan mensucikan hatinya pada bulan Syaaban dan orang yang mensucikan hatinya pada bulan Syaaban akan mensucikan rohnya pada bulan Ramadhan.

Sesungguhnya bulan Rejab untuk memohon keampunan dari segala dosa dan bulan Syaaban pula untuk memperbaiki hati dari segala cacat dan bulan Ramadhan pula untuk memberi penerangan hati sedang malam Lailatul Qadar adalah mendekatkan diri kepada Allah s.w.t.

1. PERTUKARAN ARAH KIBLAT

Peristiwa yang paling bersejarah yang berlaku pada bulan Syaaban ialah peristiwa pertukaran kiblat. Allah swt telah mengarahkan Rasul-Nya memindahkan kiblat sembahyang daripada masjid al-Aqsa di Bait al-Maqdis ke Kaabah di Mekah. Dalam satu hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim daripada seorang sahabat al-Bara' bin Azib maksudnya: "Selepas Rasulullah sampai ke Madinah al-Munawarah, baginda dan para sahabat bersembahyang berkiblatkan Baitulmakdis selama lebih kurang enam belas atau tujuh belas bulan. Selepas tempoh tersebut barulah diturunkan wahyu menyuruh baginda berpaling ke Mekah. Peristiwa pertukaran kiblat berlaku di dalam masjid Qiblatain. Suruhan pertukaran kiblat berlaku ketika Rasulullah sedang bersembahyang Asar.

Pertukaran kiblat menjadi isu besar di Madinah. Orang Yahudi mengambil kesempatan menabur fitnah memperlekehkan dakwah Rasulullah. Lalu diturunkan ayat 142 Surah al-Baqarah. Maksudnya: Akan berkata orang-orang yang kurang akalnya: ''Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblat mereka (Baitulmaqdis) yang dahulunya mereka telah berkiblat kepadanya. Katakanlah: ''Kepunyaan Allah timur dan barat, dia memberi petunjuk kepada sesiapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus.

Peristiwa ini berlaku pada tahun kedua Hijrah pada bulan Syaaban. Kebenaran daripada Allah swt untuk kembali berkiblatkan Kaabah adalah contoh doa Rasulullah yang dikabulkan oleh Allah swt. Ini kerana Rasulullah sudah lama mengangkat tangannya berdoa dan memandang ke langit meminta pertukaran kiblat ke Kaabah. Permintaan Rasulullah tersebut telah diperkenankan oleh Allah swt pada bulan Syaaban.

2. PERANG ZAT AL-RIQA'

Dalam pertempuran ini seramai 400 tentera Islam terdiri daripada berkuda dan berjalan kaki telah menghadapi kekuatan musuh daripada Banu Muharib dan Banu Tha’labah daripada Ghatfan di satu tempat di Najd bernama Zat al-Riqa’. Perang ini berlaku pada bulan Syaaban tahun ke-4 Hijrah. Perang ini berakhir dengan kemenangan di pihak Islam apabila kedua-dua kabilah musuh telah melarikan diri.

Sumber : 

3. PERANG BANU AL-MUSTALAQ DARIPADA KHUZA'AH

Seramai 1, 000 tentera Islam telah bertembung dengan Banu al-Mustalaq di satu tempat bernama al-Mari’ pada bulan Syaaban tahun ke-5 Hijrah. Pihak musuh telah melarikan diri selepas berlaku peperangan yang pendek.

Sumber : 

4. MALAM NISFU SYAABAN

Kelebihan Malam Nisfu Sya‘ban itu telah disebutkan di dalam hadis sahih daripada Mu‘az bin Jabal r.a Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya :

“Allah menjenguk datang kepada semua makhluk-Nya di Malam Nisfu Sya‘ban, maka diampunkan dosa sekalian makhlu-kNya kecuali orang yang menyekutukan Allah atau orang yang bermusuhan.” (H.R Ibnu Majah, at-Thabaroni dan Ibnu Hibban)


Pada malam Nisfu Sya‘ban juga, adalah di antara malam-malam yang dikabulkan doa. Menyedut pendapat Imam asy-Syafi‘e dalam kitabnya al-Umm telah berkata:

“Telah sampai pada kami bahawa dikatakan: sesungguhnya doa dikabulkan pada lima malam iaitu: pada malam Jumaat, malam Hari Raya Adha, malam Hari Raya ‘Aidil fitri, malam pertama di bulan Rejab dan malam nisfu Sya‘ban.”

Story Israk wa mikraj


1. Sebelum Israk dan Mikraj
Rasulullah S. A. W. mengalami pembedahan dada / perut, dilakukan oleh malaikat Jibrail dan Mika’il. Hati Baginda S. A. W.. dicuci dengan air zamzam, dibuang ketul hitam (‘alaqah) iaitu tempat syaitan membisikkan waswasnya. Kemudian dituangkan hikmat, ilmu, dan iman. ke dalam dada Rasulullah S. A. W. Setelah itu, dadanya dijahit dan dimeterikan dengan “khatimin nubuwwah”. Selesai pembedahan, didatangkan binatang bernama Buraq untuk ditunggangi oleh Rasulullah dalam perjalanan luar biasa yang dinamakan “Israk” itu.
2. Semasa Israk (Perjalanan dari Masjidil-Haram ke Masjidil-Aqsa):
Sepanjang perjalanan (israk) itu Rasulullah S. A. W. diiringi (ditemani) oleh malaikat Jibrail dan Israfil. Tiba di tempat-tempat tertentu (tempat-tempat yang mulia dan bersejarah), Rasulullah telah diarah oleh Jibrail supaya berhenti dan bersembahyang sebanyak dua rakaat. Antara tempat-tempat berkenaan ialah:
i. Negeri Thaibah (Madinah), tempat di mana Rasulullah akan melakukan hijrah. ii. Bukit Tursina, iaitu tempat Nabi Musa A. S. menerima wahyu daripada Allah; iii. Baitul-Laham (tempat Nabi ‘Isa A. S. dilahirkan);
Dalam perjalanan itu juga baginda Rasulullah S. A. W. menghadapi gangguan jin ‘Afrit dengan api jamung dan dapat menyasikan peristiwa-peristiwa simbolik yang amat ajaib. Antaranya :
- Kaum yang sedang bertanam dan terus menuai hasil tanaman mereka. apabila dituai, hasil (buah) yang baru keluar semula seolah-olah belum lagi dituai. Hal ini berlaku berulang-ulang. Rasulullah S. A. W. dibertahu oleh Jibrail : Itulah kaum yang berjihad “Fisabilillah” yang digandakan pahala kebajikan sebanyak 700 kali ganda bahkan sehingga gandaan yang lebih banyak.
- Tempat yang berbau harum. Rasulullah S. A. W. diberitahu oleh Jibrail : Itulah bau kubur Mayitah (tukang sisir rambut anak Fir’aun) bersama suaminya dan anak-anak-nya (termasuk bayi yang dapat bercakap untuk menguatkan iman ibunya) yang dibunuh oleh Fir’aun kerana tetapt teguh beriman kepada Allah (tak mahu mengakui Fir’aun sebagai Tuhan).
- Sekumpulan orang yang sedang memecahkan kepala mereka. Setiap kali dipecahkan, kepala mereka sembuh kembali, lalu dipecahkan pula. Demikian dilakukan berkali-kali. Jibrail memberitahu Rasulullah: Itulah orang-orang yang berat kepala mereka untuk sujud (sembahyang).
- Sekumpulan orang yang hanya menutup kemaluan mereka (qubul dan dubur) dengan secebis kain. Mereka dihalau seperti binatang ternakan. Mereka makan bara api dan batu dari neraka Jahannam. Kata Jibrail : Itulah orang-orang yang tidak mengeluarkan zakat harta mereka.
- Satu kaum, lelaki dan perempuan, yang memakan daging mentah yang busuk sedangkan daging masak ada di sisi mereka. Kata Jibrail: Itulah lelaki dan perempuan yang melakukan zina sedangkan lelaki dan perempuan itu masing-masing mempunyai isteri / suami.
- Lelaki yang berenang dalam sungai darah dan dilontarkan batu. Kata Jibrail: Itulah orang yang makan riba`.
- Lelaki yang menghimpun seberkas kayu dan dia tak terdaya memikulnya, tapi ditambah lagi kayu yang lain. Kata Jibrail: Itulah orang tak dapat menunaikan amanah tetapi masih menerima amanah yang lain.
- Satu kaum yang sedang menggunting lidah dan bibir mereka dengan penggunting besi berkali-kali. Setiap kali digunting, lidah dan bibir mereka kembali seperti biasa. Kata Jibrail: Itulah orang yang membuat fitnah dan mengatakan sesuatu yang dia sendiri tidak melakukannya.
- Kaum yang mencakar muka dan dada mereka dengan kuku tembaga mereka. Kata Jibrail: Itulah orang yang memakan daging manusia (mengumpat) dan menjatuhkan maruah (mencela, menghinakan) orang.
- Seekor lembu jantan yang besar keluar dari lubang yang sempit. Tak dapat dimasukinya semula lubang itu. Kata Jibrail: Itulah orang yang bercakap besar (Takabbur). Kemudian menyesal, tapi sudah terlambat.
- Seorang perempuan dengan dulang yang penuh dengan pelbagai perhiasan. Rasulullah tidak memperdulikannya. Kata Jibrail: Itulah dunia. Jika Rasulullah memberi perhatian kepadanya, nescaya umat Islam akan mengutamakan dunia daripada akhirat.
- Seorang perempuan tua duduk di tengah jalan dan menyuruh Rasulullah berhenti. Rasulullah S. A. W. tidak menghiraukannya. Kata Jibrail: Itulah orang yang mensesiakan umurnya sampai ke tua.
- Seorang perempuan bongkok tiga menahan Rasulullah untuk bertanyakan sesuatu. Kata Jibrail: Itulah gambaran umur dunia yang sangat tua dan menanti saat hari kiamat.
Setibanya di masjid Al-Aqsa, Rasulullah turun dari Buraq. Kemudian masuk ke dalam masjid dan mengimamkan sembahyang dua rakaat dengan segala anbia` dan mursalin menjadi makmum.
Rasulullah S. A. W. terasa dahaga, lalu dibawa Jibrail dua bejana yang berisi arak dan susu. Rasulullah memilih susu lalu diminumnya. Kata Jibrail: Baginda membuat pilhan yang betul. Jika arak itu dipilih, nescaya ramai umat baginda akan menjadi sesat.
3. Semasa Mikraj (Naik ke Hadhratul-Qudus Menemui Allah):
Didatangkan Mikraj (tangga) yang indah dari syurga. Rasulullah S. A. W. dan Jibrail naik ke atas tangga pertama lalu terangkat ke pintu langit dunia (pintu Hafzhah).
1. Langit Pertama: Rasulullah S. A. W. dan Jibrail masuk ke langit pertama, lalu berjumpa dengan Nabi Adam A. S. Kemudian dapat melihat orang-orang yang makan riba` dan harta anak yatim dan melihat orang berzina yang rupa dan kelakuan mereka sangat huduh dan buruk. Penzina lelaki bergantung pada susu penzina perempuan.
11. Langit Kedua: Nabi S. A. W. dan Jibrail naik tangga langit yang kedua, lalu masuk dan bertemu dengan Nabi ‘Isa A. S. dan Nabi Yahya A. S.
111. Langit Ketiga: Naik langit ketiga. Bertemu dengan Nabi Yusuf A. S.
1v. Langit Keempat: Naik tangga langit keempat. Bertemu dengan Nabi Idris A. S.
v. Langit Kelima: Naik tangga langit kelima. Bertemu dengan Nabi Harun A. S. yang dikelilingi oleh kaumnya Bani Israil.
v1. Langit Keenam: Naik tangga langit keenam. Bertemu dengan Nabi-Nabi. Seterusnya dengan Nabi Musa A. S. Rasulullah mengangkat kepala (disuruh oleh Jibrail) lalu dapat melihat umat baginda sendiri yang ramai, termasuk 70,000 orang yang masuk syurga tanpa hisab.
v11. Langit Ketujuh: Naik tangga langit ketujuh dan masuk langit ketujuh lalu bertemu dengan Nabi Ibrahim Khalilullah yang sedang bersandar di Baitul-Ma’mur dihadapi oleh beberapa kaumnya. Kepada Rasulullah S. A. W., Nabi Ibrahim A. S. bersabda, “Engkau akan berjumapa dengan Allah pada malam ini. Umatmu adalah akhir umat dan terlalu dha’if, maka berdoalah untuk umatmu. Suruhlah umatmu menanam tanaman syurga iaitu lah HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAH”. Mengikut riwayat lain, Nabi Irahim A. S. bersabda, “Sampaikan salamku kepada umatmu dan beritahu mereka, syurga itu baik tanahnya, tawar airnya dan tanamannya ialah lima kalimah, iaitu: SUBHANALLAH, WAL-HAMDULILLAH, WA lah ILAHA ILLALLAH ALLAHU AKBAR dan WA lah HAULA WA lah QUWWATA ILLA BILLAHIL- ‘ALIYYIL-’AZHIM. Bagi orang yang membaca setiap kalimah ini akan ditanamkan sepohon pokok dalam syurga”. Setelah melihat beberpa peristiwa! lain yang ajaib. Rasulullah dan Jibrail masuk ke dalam Baitul-Makmur dan bersembahyang (Baitul-Makmur ini betul-betul di atas Baitullah di Mekah).
11x. Tangga Kelapan: Di sinilah disebut “al-Kursi” yang berbetulan dengan dahan pokok Sidratul-Muntaha. Rasulullah S. A. W. menyaksikan pelbagai keajaiban pada pokok itu: Sungai air yang tak berubah, sungai susu, sungai arak dan sungai madu lebah. Buah, daun-daun, batang dan dahannya berubah-ubah warna dan bertukar menjadi permata-permata yang indah. Unggas-unggas emas berterbangan. Semua keindahan itu tak terperi oleh manusia. Baginda Rasulullah S. A. W. dapat menyaksikan pula sungai Al-Kautsar yang terus masuk ke syurga. Seterusnya baginda masuk ke syurga dan melihat neraka berserta dengan Malik penunggunya.
1x. Tangga Kesembilan: Di sini berbetulan dengan pucuk pokok Sidratul-Muntaha. Rasulullah S. A. W. masuk di dalam nur dan naik ke Mustawa dan Sharirul-Aqlam. Lalu dapat melihat seorang lelaki yang ghaib di dalam nur ‘Arasy, iaitu lelaki di dunia yang lidahnya sering basah berzikir, hatinya tertumpu penuh kepada masjid dan tidak memaki ibu bapanya.
x. Rabbul-Arbab lalu dapat menyaksikan Allah S. W. T. dengan mata kepalanya, lantas sujud. Kemudian berlakulah dialog antara Allah dan Muhammad, Rasul-Nya:
Allah S. W. T : Ya Muhammad. Rasulullah : Labbaika. Allah S. W. T : Angkatlah kepalamu dan bermohonlah, Kami perkenankan. Rasulullah : Ya, Rabb. Engkau telah ambil Ibrahim sebagai Khalil dan Engkau berikan dia kerajaan yang besar. Engkau berkata-kata dengan Musa. Engkau berikan Dawud kerajaan yang besar dan dapat melembutkan besi. Engkau kurniakan kerajaan kepada Sulaiman yang tidak Engkau kurniakan kepada sesiapa pun dan memudahkan Sulaiman menguasai jin, manusia, syaitan dan angin. Engkau ajarkan ‘Isa Taurat dan Injil. Dengan izin-Mu, dia dapat menyembuhkan orang buta, orang sufaq dan menghidupkan orang mati. Engkau lindungi dia dan ibunya daripada syaitan. Allah S. W. T : aku ambilmu sebagai kekasih. Aku perkenankanmu sebagai penyampai berita gembira dan amaran kepada umatmu. Aku buka dadamu dan buangkan dosamu. Aku jadikan umatmu sebaik-baik umat. Aku beri keutamaan dan keistimewaan kepadamu pada hari qiamat. Aku kurniakan tujuh ayat (surah Al-Fatihah) yang tidak aku kurniakan kepada sesiapa sebelummu. Aku berikanmu ayat-ayat di akhir surah al-Baqarah sebagai suatu perbendaharaan di bawah ‘Arasy. Aku berikan habuan daripada kelebihan Islam, hijrah, sedekah dan amar makruf dan nahi munkar. Aku kurniakanmu panji-panji Liwa-ul-hamd, maka Adam dan semua yang lainnya di bawah panji-panjimu. Dan aku fardhukan atasmu dan umatmu lima puluh (waktu) sembahyang.
4. Selesai munajat, Rasulullah S. A. W. di bawa menemui Nabi Ibrahim A. S. kemudian Nabi Musa A. S. yang kemudiannya menyuruh Rasulullah S. A. W. merayu kepada Allah S. W. T agar diberi keringanan, mengurangkan jumlah waktu sembahyang itu. Selepas sembilan kali merayu, (setiap kali dikurangkan lima waktu), akhirnya Allah perkenan memfardhukan sembahyang lima waktu sehari semalam dengan mengekalkan nilainya sebanyak 50 waktu juga.
5. Selepas Mikraj
Rasulullah S. A. W. turun ke langit dunia semula. Seterusnya turun ke Baitul-Maqdis. Lalu menunggang Buraq perjalanan pulang ke Mekah pada malam yang sama. Dalam perjalanan ini baginda bertemu dengan beberapa peristiwa yang kemudiannya menjadi saksi (bukti) peristiwa Israk dan Mikraj yang amat ajaib itu (Daripada satu riwayat peristiwa itu berlaku pada malam Isnin, 27 Rejab, kira-kira 18 bulan sebelum hijrah). Wallahu’alam.

peristiwa israk wa mikraj

Sempena bulan Rejab yang banyak keberkatannya ini, ruangan jiwa hamba menyorot peristiwa Israk dan Mikraj yang berlaku pada 27 Rejab, setahun sebelum Hijrah.
Hari RABU 29 jun 2011 bersamaaan dengan 27 Rejab, 1432 adalah tarikh satu tarikh penting dalam sejarah Islam di mana umat Islam akan memperingati satu peristiwa agung iaitu Israk Mikraj.

Israk Mikraj adalah satu peristiwa yang sangat luarbiasa yang telah dilalui Rasulullah s.a.w. Rasulullah telah melalui Israk dari Masjidil Haram, Mekah ke Masjidil Aqsa di Palestine. Mikraj pula merujuk kepada perjalanan Nabi merentas tujuh lapis langit hingga ke Sidratul Muntaha dan ke Mustawa. Semua itu berlaku hanya dalam satu malam.

Peristiwa Israk dan Mikraj berlaku setelah Nabi menempuh tahun dukacita di mana Nabi telah kehilangan orang yang paling dikasihi dalam hidupnya, iaitu isteri baginda, Siti Khadijah, dan bapa saudara baginda, Abu Talib. Mereka berdua adalah tokoh penting yang telah membantu usaha dakwah baginda di peringkat awal. Tidak lama kemudian, berlakulah pula peristiwa Taif, di mana baginda telah meghadapi cobaan yang sangat mencabar. Nabi telah dihina, dicerca dan dikecewakan oleh penduduk Taif yang telah menolak usah dakwah baginda.

Bayangkanlah bagaimana remuk redamnya perasaan Nabi ketika itu. Hilang teman hidup yang telah berkorban segala-galanya untuk Nabi dan perjuangan Islam, kemudian dikecewakan, dimalukan dan dicederakan oleh bangsanya sendiri. Baginda keseorangan dalam menghadapi tentangan musyrikin jahiliah.

Di saat kesedihan yang amat sangat itulah Jibril datang membawa pesan gembira untuk mengiringi Nabi untuk israk dan mikraj bertemu Pencipta nya. Itulah hadiah yang paling bermakna ketika baginda memerlukannya.

Peristiwa Israk Mikraj ini mengandungi banyak pengajaran yang boleh dijadikan iktibar. Namun, saya begitu tertarik dengan 2 pengajaran penting daripadanya iaitu

1. Kewajiban solat lima waktu telah dianugerahkan kepada umat Muhammad. Kewajiban solat diwahyukan terus tidak seperti kewajiban ibadat lain seperti zakat dan puasa yang diturunkan sebagai wahyu dan disampaikan melalui Jibril. Itu menunjukkan betapa penting dan istimewanya solat. Kewajiban solat juga adalah hadiah yang paling berharga kepada Nabi untuk merawat segala kesedihan dan kemurungan yang baginda hadapi.

Solatlah sebenarnya jalan penyelesaian kepada segala masalah yang kita hadapi. Andai kita berhadapan masalah yang berat yang tak tertanggung, kekecewaan yang tak terbendung, kebuntuan mencari jalan keluar, keresahan dan kekosongan jiwa, kembalilah kepada Allah. Carilah pengampunanNya dan berbicaralah terus dengan Nya.

Hamburkanlah segala duka lara dan resah gelisah jiwa kepada Yang Maha Pencipta, dalam setiap sujud kita. Jangan disimpan kemarahan kita kepada manusia. Lepaskanlah segala kekecewaan kita itu dan mengadulah kepada Yang Maha Bijaksana.

2. Israk Mikraj juga menguji keimanan kita untuk beriman kepada Allah dan Rasulnya dalam hal-hal yang di luar jangkauan pemikiran kita. Sahabat Nabi seperti Abu Bakar beriman dan percaya dengan sepenuh hati bahawa Nabi memang telah pergi ke Palestine dan merentasi 7 langit pada satu malam.

Bayangkanlah jikalau perkara yang sama itu disampaikan pada kita sekarang. Adakah kita akan mempercayai dan beriman dengannya sebagaimana Abu Bakar? Atau kita akan mula menggunakan logik akal kita lalu akan menolak kesahihan peristiwa itu dengan alasan tak masuk akal dan tak logik? Kita akan mula mengeluarkan teori sains yang kita tahu yang menafikan manusia boleh merentasi 7 langit hanya dalam satu malam. Mungkinkah jugakah kita akan ketawa sinis dan mempersendakan berita itu sebagai karut?

Sesungguhnya peristiwa Israk Mikraj jika dihayati dengan sesungguhnya, akan mengukuhkan keimanan kita dan memperkuatkan rasa takjub kepada kekuasaan Allah dalam mengatur kehidupan makhluk Nya. Peristiwa Israk Mikraj mengajar untuk percaya kepada perkara ghaib dan percaya kepada Al-Qur’an dan Hadith sebagai panduan dan penyelesai kepada masalah hidup manusia.